Facebook-f X-twitter Instagram Youtube
logo-tintaotentik
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • NASIONAL

    Indonesia Tegaskan Tidak Ada Penghapusan ekspor mineral kritis Terhadap AS

    28 July 2025 No Comments

    Sri Mulyani Sebut Penguatan Rupiah Terhadap Dolar AS Tak Lepas Dari Aliran Modal Asing

    28 July 2025 No Comments

    Penerima Bansos Itu-itu Aja, Mensos Ubah Pola Penyaluran dari Seumur Hidup Jadi 5 Tahun

    28 July 2025 No Comments

    Lantik Eselon III, Kajati Banten Minta Pejabat Baru Kuasai Persoalan Dalam Pelaksanaan Tugas

    28 July 2025 No Comments

    RPJMD Tangsel 2025-2029, Ketua Pansus Pastikan Tak Melenceng dari Program Presiden dan Gubernur

    28 July 2025 No Comments
  • SEMUA
    • Artis Dan Entertainment
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Nasional
    • Olahraga
    • Opini
    • Politik
    • Regional
    • Sosial Budaya
  • KONTAK KAMI
  • REDAKSI
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • SEMUA
    • ARTIS DAN ENTERTAINMENT
    • EKONOMI
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • REGIONAL
    • POLITIK
    • OPINI
    • SOSIAL BUDAYA
  • KONTAK KAMI
  • REDAKSI
  • Artis Dan Entertainment
  • Ekonomi
  • Hiburan
  • Hukum
  • Interior
  • Internasional
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Politik
  • Regional
  • Sosial Budaya
Beranda » Opini
Opini

100 Hari Kerja Maesyal-Intan, Sepi Gebrakan, Ramai Pencitraan

Irfan KurniawanBy Irfan Kurniawan3 June 2025No Comments2 Mins Read
Facebook Twitter WhatsApp Email Copy Link

Artikel ini ditulis oleh Ahmad Priyatna Peneliti TRUTH

Seratus hari pertama biasanya menjadi panggung awal bagi para kepala daerah untuk menunjukkan arah, niat, dan nyali. Namun, di Kabupaten Tangerang, panggung itu justru dipenuhi senyap. Tak ada gebrakan, tak ada letupan ide besar yang ada hanya administrasi yang rapi, dan barangkali terlalu rapi untuk disebut progresif.

Pasangan Bupati Maesyal Rasyid dan Wakil Bupati Intan Nurul Hikmah memang memulai dengan sederet program yang digadang-gadang sebagai “lompatan kemajuan” mulai dari digitalisasi layanan, peningkatan pendapatan daerah, pasar murah, hingga peluncuran lima program unggulan. Sayangnya, di balik gemerlap judul dan seremoni peluncuran, banyak hal yang justru luput dari sentuhan yaitu akar persoalan yang nyata di hadapan rakyat.

Kenaikan penerimaan pajak daerah sebesar 17 persen kerap dibanggakan. Digitalisasi sistem pembayaran disebut-sebut sebagai penyebabnya. Tapi pertanyaannya adalah setelah uangnya terkumpul, ke mana perginya? Transparansi pemanfaatan dana tersebut masih jauh panggang dari api. Rakyat belum bisa melihat apakah uang pajak mereka berubah menjadi jalan yang mulus, layanan kesehatan yang layak, atau hanya menguap dalam belanja rutin birokrasi lengkap dengan rapat-rapat dan honorarium yang berlipat.

Masalah yang lebih mendesak justru masih menganga yaitu kemiskinan, banjir, dan pengelolaan sampah. Ketiganya bukan isu baru, tapi tetap menjadi langganan tahunan yang tak pernah mendapat solusi tuntas. Kemiskinan tidak hanya soal kurangnya uang, tapi juga minimnya akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan dasar. Banjir yang tak kunjung usai mencerminkan carut-marut tata ruang dan buruknya sistem drainase. Sementara itu, sampah masih menjadi “pemandangan alam” di banyak titik kota diam di tempat, membusuk bersama janji-janji pembangunan.

Adapun lebih mengkhawatirkan, belum tampak tekad untuk membenahi jantung pemerintahan, reformasi birokrasi. Pelayanan publik masih berbelit, belanja daerah belum efisien, dan transparansi anggaran lebih sering jadi jargon daripada praktik. Padahal, dari sinilah semua perubahan seharusnya bermula. Tanpa ini, pembangunan hanya akan jadi panggung pertunjukan, bukan proses perbaikan.

Seratus hari Maesyal Intan berlalu tanpa konflik besar, tapi juga tanpa arah jelas. Mereka hadir sebagai pengelola status quo, bukan pengubah keadaan. Pemerintahan ini tampak sibuk menyusun laporan, tapi belum sempat menyentuh kenyataan. Jika arah kebijakan selanjutnya hanya mengulang parade simbolik dan rutinitas seremonial, maka Kabupaten Tangerang akan terus berjalan di tempat, indah di laporan muram di kenyataan. [***]

100 Hari Kerja Maesyal-Intan 100 Hari Kerja Maesyal-Intan Ramai Pencitraan 100 Hari Kinerja Maesyal-Intan Maesyal-Intan Sepi Gebrakan Peneliti TRUTH TintaOtentik.Co TRUTH
Share. Facebook Twitter WhatsApp Email Copy Link
Previous ArticleNaik Rp300 Ribu, Sri Mulyani: Bantuan Subsidi Upah Khusus Pekerja Bergaji Dibawah Rp3,5 Juta
Next Article Fasilitasi Pembentukan Koperasi Merah Putih, Sekda Tangsel: Semoga Bisa Jadi Penggerak Ekonomi Rakyat
Irfan Kurniawan

Related Posts

Indonesia Tegaskan Tidak Ada Penghapusan ekspor mineral kritis Terhadap AS

28 July 2025

Sri Mulyani Sebut Penguatan Rupiah Terhadap Dolar AS Tak Lepas Dari Aliran Modal Asing

28 July 2025

Penerima Bansos Itu-itu Aja, Mensos Ubah Pola Penyaluran dari Seumur Hidup Jadi 5 Tahun

28 July 2025

Lantik Eselon III, Kajati Banten Minta Pejabat Baru Kuasai Persoalan Dalam Pelaksanaan Tugas

28 July 2025
Leave A Reply Cancel Reply

Social Media
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
Baca Juga
Ekonomi

Indonesia Tegaskan Tidak Ada Penghapusan ekspor mineral kritis Terhadap AS

By Irfan Kurniawan28 July 20250

TintaOtentik.Co – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) RI Airlangga Hartarto buka suara perihal kesepakatan…

Sri Mulyani Sebut Penguatan Rupiah Terhadap Dolar AS Tak Lepas Dari Aliran Modal Asing

28 July 2025

Penerima Bansos Itu-itu Aja, Mensos Ubah Pola Penyaluran dari Seumur Hidup Jadi 5 Tahun

28 July 2025

Lantik Eselon III, Kajati Banten Minta Pejabat Baru Kuasai Persoalan Dalam Pelaksanaan Tugas

28 July 2025
logo-tintaotentik
Facebook-f X-twitter Instagram Youtube
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • KONTAK KAMI

Copyright @ 2024 Tintaotentik. All right reserved

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.