Facebook-f X-twitter Instagram Youtube
logo-tintaotentik
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • NASIONAL

    MBG Berjalan Normal, SPPG Tangsel: Kejadian SDN 3 Rawa Buntu, Makanan Pagi Dibagikan Murid Sore

    27 July 2025 No Comments

    Efisiensi Distribusi, Pembuangan Sampah Tangsel ke Pandeglang Melalui Tol Rangkas Bitung

    25 July 2025 No Comments

    Tinjau Pengerjaan Jalan Griya Loka BSD, Pemkot Tangsel Pastikan Kualitas Bangunan

    25 July 2025 No Comments

    Tangsel Pilot Project Integrasi, Wamen BPN Klaim Masyarakat Bebas Pungli dan Calo

    24 July 2025 No Comments

    Sambangi DPRD Tangsel, Warga Witana Harja Pamulang Geram Lahan Fasos Fasum Dikuasai Oknum Liar!

    24 July 2025 No Comments
  • SEMUA
    • Artis Dan Entertainment
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Nasional
    • Olahraga
    • Opini
    • Politik
    • Regional
    • Sosial Budaya
  • KONTAK KAMI
  • REDAKSI
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • SEMUA
    • ARTIS DAN ENTERTAINMENT
    • EKONOMI
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • REGIONAL
    • POLITIK
    • OPINI
    • SOSIAL BUDAYA
  • KONTAK KAMI
  • REDAKSI
  • Artis Dan Entertainment
  • Ekonomi
  • Hiburan
  • Hukum
  • Interior
  • Internasional
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Politik
  • Regional
  • Sosial Budaya
Beranda » Internasional
Internasional

Ancaman Keamanan dan Ketegangan Geopolitik Meningkat, Uni Eropa Minta Pemerintah Tinggalkan Pola Pikir Reaktif

Irfan KurniawanBy Irfan Kurniawan29 March 2025No Comments4 Mins Read
Facebook Twitter WhatsApp Email Copy Link

TintaOtentik.Co – Uni Eropa (UE) meminta pemerintah nasional untuk menerapkan langkah-langkah yang memastikan warga serta layanan-layanan penting, seperti sekolah dan rumah sakit, untuk lebih siap menghadapi berbagai krisis di masa depan.

Krisis yang dimaksud adalah di antaranya kebakaran hutan, kecelakaan industri, hingga konflik bersenjata.

Strategi baru itu muncul setelah penelitian yang didanai UE tahun lalu menemukan adanya kelemahan dalam rencana tanggap bencana di berbagai negara serta pendekatan yang masih terfragmentasi di seluruh blok. Kini, UE berupaya menyelaraskan protokol dan mendorong tindakan lebih lanjut di negara-negara anggota.

“Kita perlu tahu bagaimana bertindak, bagaimana merespons, jika listrik padam, jika terjadi gempa bumi, banjir besar, atau ancaman lainnya. Bagaimana cara melindungi diri? Sumber daya apa yang dibutuhkan? Bagaimana kita mengambil tanggung jawab sendiri?,” ungkap Roxana Minzatu, Komisaris Uni Eropa untuk kesiapsiagaan, kepada wartawan di Brussel.

“Kita harus keluar dari pola pikir reaktif yang hanya merespons setelah krisis terjadi, dan beralih ke pendekatan yang lebih proaktif, yang berfokus pada perkiraan, antisipasi risiko, serta pencegahan,” tambahnya.

Rencana kesiapsiagaan Uni Eropa?

Rencana yang diumumkan oleh eksekutif UE pada hari Rabu (26/03), mengusulkan agar otoritas nasional memperkenalkan atau memperkuat sistem peringatan, menyesuaikan kurikulum sekolah, dan meluncurkan program pelatihan agar warga lebih memahami risiko yang mereka hadapi.

UE juga berencana membuka pusat koordinasi krisis yang terpusat serta meningkatkan stok cadangan bersama barang-barang penting, seperti vaksin, peralatan transportasi, dan perlengkapan kritis untuk menghadapi ancaman kimia, biologi, radiologi, dan nuklir.

Selain itu, latihan kesiapsiagaan berskala Uni Eropa akan digelar untuk meningkatkan kerja sama sipil dan militer. Komisi Eropa juga berencana menyusun daftar periksa kesiapsiagaan minimum untuk layanan penting, seperti sekolah, transportasi, dan telekomunikasi.

Namun, banyak dari langkah-langkah ini tetap bergantung pada keputusan masing-masing pemerintah negara anggota, apakah mereka akan mengikuti rekomendasi dari UE atau tidak.

Beberapa negara lebih siap dibandingkan yang lain

Komisi Eksekutif UE menyatakan bahwa kesiapsiagaan akan berbeda di setiap negara. Misalnya, kebakaran hutan lebih sering terjadi di Spanyol dan Yunani, sementara gempa bumi lebih mungkin melanda sering Rumania dan Bulgaria.

Jerman telah merilis dokumen setebal 68 halaman yang merinci langkah-langkah yang harus diambil warga jika terjadi banjir, kebakaran, atau keadaan darurat nuklir. Dokumen tersebut juga merekomendasikan warga untuk menyimpan persediaan makanan dan kebutuhan pokok selama 10 hari.

“Setiap negara anggota harus menyesuaikan pesan kesiapsiagaan sesuai dengan kondisi mereka,” kata Komisaris Manajemen Krisis Uni Eropa, Hadja Lahbib, Rabu (26/03).

Namun, seorang pejabat Uni Eropa yang berbicara sebelum pengumuman tersebut mengakui bahwa tingkat kesiapan dalam menghadapi bencana masih sangat bervariasi di seluruh blok.

Finlandia adalah model kesiapsiagaan di Uni Eropa

Finlandia, yang berbatasan langsung dengan Rusia sepanjang lebih dari 1.300 kilometer, sering dianggap sebagai contoh terbaik UE dalam hal kesiapsiagaan darurat.

Negara ini telah lama mempertahankan tempat perlindungan bawah tanah untuk menghadapi ancaman bom atau nuklir, serta memiliki badan penyediaan darurat nasional yang bertugas mengamankan pasokan barang-barang penting saat krisis terjadi.

“Hal ini sudah tertanam cukup baik dalam pola pikir warga Finlandia,” ujar Emma Hakala, peneliti dari Institut Urusan Internasional Finlandia, kepada DW.

Namun, Hakala juga mencatat bahwa kesiapan Finlandia dalam menghadapi risiko lingkungan mungkin tidak sebaik yang mereka perkirakan. “Secara keseluruhan, saya rasa suasana di Finlandia masih cukup optimistis terkait hal ini,” tambahnya.

Ancaman terus meningkat

Seorang pejabat Uni Eropa pada hari Rabu (26/03) menyatakan bahwa ancaman terhadap Uni Eropa dan keamanannya terus meningkat. Ketegangan geopolitik di sekitar blok tersebut, seperti perang Rusia di Ukraina, telah membuat semakin banyak warga mulai memikirkan isu keamanan.

“Saya tidak akan mengatakan bahwa ada ancaman serangan militer yang mendesak, tetapi tentu saja, kami kini menganggap Rusia sebagai ancaman yang jauh lebih nyata dibanding sebelumnya,” kata peneliti Emma Hakala.

Hakala juga menekankan bahwa banyak negara di Eropa kini lebih menyadari risiko iklim, mengingat bencana seperti banjir, hujan lebat, dan badai yang semakin sering terjadi di seluruh benua.

Selain itu, ia menyoroti ancaman hibrida, seperti serangan siber terhadap rumah sakit, yang dapat melumpuhkan infrastruktur kesehatan publik, sebagai ancaman yang kini semakin diakui dan dianggap serius.

Bersiap! jangan panik

Komisioner Uni Eropa, Hadja Lahbib, menepis tudingan bahwa blok tersebut menyebarkan ketakutan yang tidak perlu.

“Menyadari risiko dan bersiap menghadapinya justru kebalikan dari menciptakan kepanikan dan tindakan irasional, seperti yang kita lihat selama pandemi COVID-19. Jangan lupa, saat itu orang-orang berbondong-bondong membeli tisu toilet. Apakah itu benar-benar melindungi mereka dari pandemi? Tidak. Kesiapsiagaan berarti mengetahui apa yang mungkin terjadi dan mempersiapkan diri,” ujarnya.

Namun, menurut peneliti Emma Hakala, menemukan keseimbangan antara meningkatkan pemahaman masyarakat dan menjaga ketenangan bukanlah hal yang mudah.

“Warga perlu menyadari potensi ancaman dan bersiap menghadapinya. Tapi di saat yang sama, terlalu takut terhadap segala sesuatu juga tidak baik. Apalagi di era media sosial, di mana potensi disinformasi sangat besar,” katanya.

Hakala juga mengingatkan agar tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa insiden seperti kebakaran atau gangguan teknologi selalu terkait dengan sabotase.

“Bisa jadi itu hanya kecelakaan atau kejadian biasa. Rasa krisis yang berlebihan tidak selalu baik bagi masyarakat,” tandasnya.

Laporan: Tim

Ancaman Uni Eropa Geopolitik Uni Eropa Keamanan Uni Eropa Kesiapsiagaan Uni Eropa TintaOtentik.Co Uni Eropa
Share. Facebook Twitter WhatsApp Email Copy Link
Previous ArticlePerusahaan Prancis Diduga Cemari Perairan Indonesia, Menteri LH: Kami Tuntut!
Next Article Razia Jelang Lebaran, Satpol PP Tangsel Menyita 112 Botol Miras di Kawasan Alam Sutera
Irfan Kurniawan

Related Posts

MBG Berjalan Normal, SPPG Tangsel: Kejadian SDN 3 Rawa Buntu, Makanan Pagi Dibagikan Murid Sore

27 July 2025

Efisiensi Distribusi, Pembuangan Sampah Tangsel ke Pandeglang Melalui Tol Rangkas Bitung

25 July 2025

Tinjau Pengerjaan Jalan Griya Loka BSD, Pemkot Tangsel Pastikan Kualitas Bangunan

25 July 2025

Tangsel Pilot Project Integrasi, Wamen BPN Klaim Masyarakat Bebas Pungli dan Calo

24 July 2025
Leave A Reply Cancel Reply

Social Media
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
Baca Juga
Gaya Hidup

MBG Berjalan Normal, SPPG Tangsel: Kejadian SDN 3 Rawa Buntu, Makanan Pagi Dibagikan Murid Sore

By Irfan Kurniawan27 July 20250

TintaOtentik.Co – Program Makanan Bergizi Gratis di Tangerang Selatan berjalann dari bulan Januari 2025. Sampai…

Efisiensi Distribusi, Pembuangan Sampah Tangsel ke Pandeglang Melalui Tol Rangkas Bitung

25 July 2025

Tinjau Pengerjaan Jalan Griya Loka BSD, Pemkot Tangsel Pastikan Kualitas Bangunan

25 July 2025

Tangsel Pilot Project Integrasi, Wamen BPN Klaim Masyarakat Bebas Pungli dan Calo

24 July 2025
logo-tintaotentik
Facebook-f X-twitter Instagram Youtube
  • HOME
  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • KONTAK KAMI

Copyright @ 2024 Tintaotentik. All right reserved

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.