TintaOtentik.Co – Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Tridharma Perguruan Tinggi Mengabdi (TPT-M) Berkomitmen untuk hadir dan mengawal program makan bergizi gratis untuk anak sekolah sebagai rekomendasi sistematika pemerintahan kedepan.

Thariq Rifky Mahasiswa Gerak Lingkar Mahasiswa Universitas Pembangunan Veteran Jakarta (UPNVJ) mengatakan kehadiran kita (mahasiswa), selain berbicara sebagai tanggung jawab mahasiswa berbicara Tridharma perguruan tinggi, juga turut menjalankan tanggung jawab sebagai generasi Z guna memastikan kebutuhan gizi dan pertumbuhan industri ekonomi hulu kepada adik kami di generasi alpha.

“Saya juga turut mengapresiasi terselenggaranya program makan bergizi gratis dari Presiden Prabowo Subianto ini berjalan tanpa kendala, khususnya di wilayah Kota Tangsel,” ujar Thariq, dalam keterangan resminya yang diterima TintaOtentik.Co, Selasa, (7/1/2025).
Dalam proses pengawalan program makan bergizi gratis nanti, kata Thariq kita akan turut mengetahui absensi kehadiran anak murid di sekolah tersebut.
“Mengapa demikian, karna kedepannya tidak ada yang dapat menjamin dari murid atau anak sekolah untuk selalu hadir di sekolah,” terang Thariq.
Thariq menyampaikan, alasan lain pihaknya ialah untuk memastikan porsi dari makan siang dan susu gratis bagi anak sekolah. “Kendati hal itu merupakan hak bagi seluruh anak dan penerima manfaat di Indonesia. Harapannya pun adik kita di generasi alpha kedepannya tidak alergi dengan bahasa pertanian, peternakan, dan perkebunan,” imbuh Thariq.

“Sebab pertanian, peternakan, dan perkebunan bukan hanya sekedar bicara mencangkul dan menanam dibawah terik sinar matahari,” pungkas Thariq.

Senada Keluarga Besar Mahasiswa UMJ Mochammad Balda menjelaskan bahwa program makan gizi gratis untuk anak sekolah bukan hanya tentang makan, tetapi dalam prosesnya adalah sebagai suatu kepastian terhadap orang tua kita petani, peternak, pekebun dan nelayan.
“Karena mereka memiliki peran sangat penting terhadap kebutuhan program ini sebagai rantai pasok,” jelas Balda.
Disambung Farhan dari Mahasiswa Unpam, menuturkan sebelumnya kami telah prototype uji coba makan gratis bergizi di MI Asy-Syifa pada tanggal 1 sampai dengan 3 April 2024 yang dimana saat itu makan bergizi gratis, masih dinamakan program makan siang gratis.
Dalam prototype ini kami juga melakukan pemilahan limbah makan siang minum susu dari proses limbah dapur sisa makanan untuk di daur ulang.

“Jadi program yang saat ini juga sedang berjalan, idealnya dapat menjadi serapan nilai ekonomis program makan bergizi gratis untuk anak sekolah berpotensi terhadap pertumbuhan sumber daya dari hulu hingga ke hilir. Dalam hal ini adalah manfaat dari serapan yang di ambil dari kebutuhan program makan minum susu untuk anak sekolah,” ungkap Farhan.
Farhan menambahkan dapat dibayangkan, bila dalam satu wilayah Kota Tangerang Selatan saja memiliki peserta didik 295.872 data dibawah Kemendikbud, ditambah 43.909 dibawah Kemenang, maka kurang lebih terdapat 169 dapur umum yang akan tersedia.
“Dengan asumsi 1 dapur umum menyiapkan 2.000 penerima manfaat. Serta menyerap tenaga lokal sebagai juru masak dan asisten juru masak 45 pekerja, berapa serapan tenaga kerja, jumlah limbah (organik, an organik dan minyak jelantah) yang dihasilkan dan dapat dimanfaatkan,” menurut Farhan.
“Artinya ini akan menjadi nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi mikro bila dapat terjaga dengan tepat dan baik. Kami pun dari Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Tridharma Perguruan Tinggi Mengabdi (TPT-M) akan melakukan kunjungan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Tangsel untuk menjadi bagian sukarela mengsukseskan program makan bergizi gratis,” tandas Farhan.
Serba Serbi Program Makan Bergizi Gratis di Tangerang Selatan
Diketahui di hari pertama, pelaksanaan program (MBG) di Kota Tangsel dilakukan di radius 5 kilometer dari lokasi dapur umum yang terletak di wilayah Serpong dan penyaluran untuk tahap pertama dilakukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Target penerima program (MBG) di Tangsel ada 235 ribu siswa dari jenjang TK sampai SMP sesuai kewenangan yang di atur Badan Gizi Nasional. Program MBG yang dimulai pada hari tersebut memiliki target awal melibatkan 7 sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA yang berada di Kota Tangsel.
Menu yang disiapkan sudah dipastikan memiliki kandungan karbohidrat, protein, hingga lemak yang sudah ditentukan oleh ahli gizi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel turut memantau dan memastikan makanan yang diberikan dapat higienis.
Dapur yang berfungsi untuk menyiapkan makanan dalam program MBG di Kota Tangsel sudah dirancang sedemikian untuk melayani dan membuat makanan untuk 3.000 siswa, lokasinya tak jauh dari sekolah. Selain itu, program MBG melibatkan puluhan tenaga kerja yang merupakan warga lokal sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.