TintaOtentik.co – Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu terancam tak bisa tampil di ajang salah satu yang paling bergengsi di dunia, Olimpiade Paris Juli mendatang. Kondisi Apriyani Rahayu sendiri belum pulih 100 persen karena cedera yang dialaminya.
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Pelatih kepala ganda putri Indonesia, Eng Hian, ia menjelaskan, kondisi peraih medali emas Olimpiade Tokyo itu masih belum pulih 100 persen, sehingga masih terus diobservasi kemampuannya untuk bisa tampil di Olimpiade.
“Untuk evaluasi (setelah Uber Cup) Apri/Fadia belum pulih 100 persen. Jadi masih di tahap observasi terus seberapa kemampuan Apri untuk bisa tampil di Olimpiade,” kata Eng Hian kepada pewarta saat dijumpai di Pelatnas PBSI, Cipayung.
“Mengkhawatirkan enggak? Ya kembali lagi ke kondisi cederanya Apri, dia mau sejauh apa? Karena kalau memang kondisinya tidak ada perubahan ya pasti mengkhawatirkan,” terang Eng Hian.
Lanjutnya, tim akan melihat sampai tanggal 24 Mei. Tanggal tersebut merupakan keputusan deadline untuk memasukkan atau perubahan nama untuk mengikuti ajang Olimpiade Paris 2024.
Diketahui, Apri mengalami cedera betis kanan sejak Asian Games 2023. Ia dan Fadia memutuskan retired di babak 16 nomor perorangan.
Sejak itu, ia melakukan berbagai perawatan untuk menyembuhkan cederanya tersebut. Setelah itu, Apri memang tak sepenuhnya turun maksimal di sejumlah turnamen. Beberapanya dibatalkan, termasuk di Uber Cup 2024, Apriyani tak selalu diturunkan.
“Ya sekarang kembali lagi, kita mau bawa Apri dengan posisi tidak 100 persen atau membawa atlet lain yang notabene memang di bawah Apri/Fadia tetapi kondisinya lebih siap, maksudnya persiapan akan berjalan normal,” jelasnya.
Koh Didi, sapaan akrab Eng Hian, jika tidak memungkinkan, peluang itu bisa diberikan kepada ganda putri pelapis di bawah Apri/Fadia yaitu Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Putri.
“Yang masuk qualified kan Febriana/Amalia, yang memang secara ranking masuk,” ujarnya.
Sementara itu, Yuni Kartika, legenda hidup bulutangkis yang juga aktif di bidang Hubungan Masyarakat Tim Ad Hoc Olimpiade, menjelaskan bahwa peringkat kualifikasi hanya menentukan jumlah slot perwakilan per negara sehingga mengganti pemain masih memungkinkan terjadi.
“Karena yang didaftarkan terlebih dahulu by number, tetapi orangnya bisa diganti. Tergantung dari federasi nasionalnya. Nanti saat by name siapa yang didaftarkan,” kata Yuni saat dihubungi terpisah.
“Jadi tanggal 10 Mei diumumkan oleh BWF (siapa) yang resmi masuk. Setelah itu dari 10 sampai 24 Mei ditentukan mau tetap (sesuai rangking “race to Olympic) atau mau di replacement atletnya,” tambahnya.
“Misalnya pemainnya ada sakit, cedera, atau ada apa kita boleh ganti. Penggantinya, nanti langsung ke BWF karena nanti pengumumannya langsung dari BWF,” ujarnya.
“Kalau dulu kasusnya itu yang aku tahu enggak sakit tapi karena dianggap lebih siap. Maria Febe digantikan Linda Wenifanetri,” dia mempertegas.