TintaOtentik.co – PT Danantara Investment Management siap meluncurkan proyek ambisius Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL atau Waste to Energy/WtE) pada akhir bulan Oktober mendatang. Rencana peluncuran ini diumumkan dalam Rapat Koordinasi Nasional PSEL yang digelar di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/9).
Acara penting tersebut dihadiri oleh jajaran penting seperti CEO Danantara Rosan Roeslani, Chief Investment Officer Pandu Sjahrir, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, dan Dewan Penasihat Danantara Ray Dalio.Turut hadir pula Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot, serta sejumlah kepala daerah.
Solusi Krisis Sampah Nasional
Dalam sambutannya, Rosan Roeslani menyoroti masalah penumpukan sampah di Indonesia yang mencapai 35 juta ton setiap tahun. Jika tidak segera diatasi, tumpukan sampah ini berpotensi membahayakan kesehatan, aspek sosial, dan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca nasional sebesar 2-3%.
“Bersama-sama kita mendorong pengolahan sampah menjadi energi sebagai solusi inovatif untuk menatasi krisis sampah dan menunjukkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi ke depan,” tegas Rosan.
Rosan memaparkan, proyek PSEL menawarkan lima manfaat utama yang jauh lebih unggul dibandingkan sistem Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) konvensional:
- Emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan PSEL 50-90% lebih rendah dibandingkan TPA.
- Mengurangi Bau menyengat serta potensi pencemaran tanah dan air akibat air lindi.
- Setiap fasilitas PSEL berpotensi memberdayakan sekitar 20.000 rumah dengan energi terbarukan.
- Proyek ini mampu menghemat sekitar 90% lahan TPA, sehingga lahan sisa dapat dialihkan untuk aktivitas ekonomi dan menaikkan nilai tanah.
- Meningkatkan kebersihan lahan yang secara langsung dapat menambah daya tarik wisata, mengingat sanitasi yang buruk dapat merugikan pariwisata nasional.
Target 33 Kota dan Dukungan Regulasi
Program PSEL ini akan diuji coba di 4-5 wilayah di Jakarta mulai akhir Oktober, sebelum kemudian disusul oleh Kota Surabaya dan Surakarta. Secara keseluruhan, Danantara menargetkan program ini akan menyasar 33 kota di Indonesia.
Rosan juga mengaitkan proyek PSEL dengan inisiatif investasi perusahaan melalui Patriot Bonds atau Obligasi Patriotik. Sebelumnya, Danantara telah menyatakan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) terkait program WtE sudah rampung. Melalui Patriot Bonds, Danantara berencana menghimpun dana hingga US$ 3,1 miliar (sekitar Rp 50 triliun) yang salah satunya dialokasikan untuk pengelolaan sampah nasional.
Pada kesempatan terpisah (4/9), Rosan sempat menyampaikan bahwa proses tender akan segera dilakukan secara terbuka dan transparan di sejumlah daerah prioritas yang siap, antara lain Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, Surabaya, dan Makassar.
Sejalan dengan investasi ini, pemerintah juga diketahui bakal mengesahkan Perpres baru untuk menggantikan tiga aturan lama terkait pengelolaan sampah.
Aturan baru tersebut bertujuan menyederhanakan birokrasi dan memperbaiki alur bisnis yang selama ini dinilai rumit dan kurang menguntungkan bagi pengembang. Perpres baru ini juga akan mengatur aspek penting seperti penutupan TPA dengan sistem open dumping dan pengembangan teknologi WtE.