TintaOtentik.co – Sidang parlemen Serbia pada Selasa (4/3) berubah menjadi ricuh setelah anggota parlemen oposisi menyalakan suar dan melempar gas air mata ke dalam ruangan. Insiden ini terjadi saat koalisi pemerintah menyampaikan agenda sidang yang mencakup usulan serangkaian undang-undang untuk memberikan keringanan bagi mahasiswa dan pemuda.
Namun, pihak oposisi menolak membahas usulan tersebut karena diajukan di tengah situasi politik yang tidak stabil, menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Serbia Miloš Vučević.
Setelah menyampaikan agenda sidang, koalisi pemerintah mengonfirmasi bahwa Vučević resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Pengumuman ini sekaligus menandai runtuhnya kabinet pemerintahan Serbia saat ini.
Menolak untuk berunding tanpa keberadaan perdana menteri, anggota parlemen oposisi lantas melancarkan aksi protes dengan menyalakan suar dan melempar granat asap guna mengganggu jalannya sidang. Beberapa anggota parlemen juga meniup terompet vuvuzela plastik, yang kerap digunakan oleh penggemar sepak bola, untuk menciptakan kebisingan di ruang sidang.
Kabar mengenai mundurnya Vučević sebenarnya telah mencuat sejak 28 Januari, menyusul aksi demonstrasi mahasiswa yang berlangsung selama berbulan-bulan. Namun, baru kali ini koalisi pemerintah secara resmi mengonfirmasi pengunduran diri tersebut.
Vučević mundur akibat meningkatnya tekanan publik, terutama dari mahasiswa yang menuntut pertanggungjawaban atas insiden di stasiun kereta api Novi Sad. Pada November 2024, atap beton stasiun yang baru direnovasi ambruk, menyebabkan 15 orang tewas.
Peristiwa tragis ini memicu kemarahan masyarakat yang menilai kejadian tersebut sebagai bukti adanya praktik korupsi serta lemahnya pengawasan pemerintah terhadap proyek infrastruktur.
Sejumlah pejabat pemerintah juga memberikan keterangan yang bertentangan mengenai proyek renovasi stasiun. Beberapa di antaranya bahkan mengklaim bahwa atap bangunan tidak termasuk dalam proyek renovasi, sebagaimana dilaporkan oleh Independent.
Para mahasiswa menuntut transparansi penuh mengenai penyebab ambruknya atap stasiun serta meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut. Mereka juga mendesak agar siapa pun yang terbukti bersalah segera diadili.