TintaOtentik.co – Kasus kekerasan dalam hubungan kembali menjadi perhatian publik. Kali ini, seorang anggota polisi berinisial A, yang bertugas di Bidang Kedokteran Kepolisian (Biddokes) Polda Jawa Barat, diduga terlibat dalam tindakan penganiayaan.
Insiden ini merusak citra kepolisian, yang seharusnya berperan sebagai pelindung masyarakat.
Korban, seorang wanita muda, akhirnya berani mengungkapkan pengalamannya setelah empat bulan menghadapi kekerasan fisik dan psikis yang diduga dilakukan oleh pelaku.
Melalui pesan langsung di Instagram, korban menceritakan kronologi kekerasan yang dialaminya, yang berlangsung dari Maret hingga Oktober 2024.
“Saya dipukul di bagian mulut dan pelipis sampai harus dirawat selama dua minggu,” ujar korban, (24/12/24).
Peristiwa ini bermula saat korban mengunjungi pelaku di tempat tugasnya di Cirebon.
Pelaku diduga marah setelah korban melihat notifikasi Instagram di ponsel miliknya, yang kemudian memicu tindakan kekerasan.
Kekerasan tidak berhenti di situ. Pelaku diduga kembali melakukan penganiayaan di lokasi tugas barunya di Bandung.
Korban mengungkapkan bahwa pelaku mempertahankan hubungan mereka bukan karena cinta, melainkan karena khawatir korban akan membeberkan kejadian ini kepada publik.
Korban juga mengakui sempat merasa ragu untuk melaporkan kejadian tersebut.
“Saya sering diberi janji-janji manis agar diam. Saya bodoh karena percaya, tapi saya tidak mau ada korban lain,” terang korban dengan suara bergetar.
Korban mengungkapkan bahwa trauma yang dialaminya begitu mendalam hingga ia harus menjalani sesi konsultasi dengan psikolog.
Ia menegaskan bahwa keberaniannya untuk berbicara bukan untuk mencari simpati, melainkan sebagai upaya mencegah agar kejadian serupa tidak menimpa orang lain.
“Apa yang sudah terjadi pada saya tidak bisa diubah, tapi saya berharap tidak ada korban berikutnya,” ungkapnya.
Kasus ini mendapat kecaman keras dari masyarakat yang mendesak agar pelaku diberikan sanksi tegas. Banyak yang berpendapat bahwa tindakan tersebut mencemarkan nama baik institusi kepolisian, yang seharusnya menjadi panutan bagi masyarakat.
Hingga saat ini, Polda Jawa Barat belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan tersebut.