Tinta Otentik.Co – Wakil Walikota Terpilih Kota Batam 2024 Li Claudia Chandra berharap tahun 2025 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan juga Kepala Daerah yang telah di pilih oleh masyarakat dapat merealisasikan janji kampanye bagi kesejahteraan masyarakat.
Hal demikian dikatakan Li Claudia Chandra dalam penyampaiannya refleksi akhir tahun 2024.
Li Claudia mengatakan tahun 2024 akan segera berlalu, tahun ini adalah tahun hiruk pikuk perpolitikan di Indonesia. Di mulai dari awal 2023 hingga di awal 2024 masyarakat Indonesia di ramaikan dengan riuhnya partai-partai, calon anggota legislatif, calon senator DPD hingga calon presiden.
“Dengan luas wilayah yang membentang dan jumlah penduduk yang sudah 300 juta jiwa ini adalah proses pemilihan secara langsung terbesar di Dunia,” menurutnya.
Li Claudia katakan pemilu 2024 adalah pemilu serentak ke 2 yang dilaksanakan oleh pepublik ini, sebelumnya di 2019 kita pernah sama-sama menjalankan pemilu legislatif dan presiden secara bersamaan.
“Pemilu 2024 tentunya sudah ada peningkatan baik dari penyelenggaraan dan juga orang orang yang menjadi pelaksananya,” terangnya.
Li Claudia menjelaskan 6 bulan setelah pemilu serentak kembali masyarakat Indonesia melaksanakan pemilihan Kepala Daerah Gubernur maupun Bupati dan Walikota.
Politisi perempuan Gerindra ini melanjutkan, belum hilang lelah pemilu eksekutif dan legislatif kita semua di bulan Agustus mulai memasuki tahapan pilkada tak kurang 514 Kabupaten dan Kota melaksanakan Pilkada di tambah 37 Provinsi juga akan memilih Gubernurnya.
Dan kembali masyarakat di suguhkan tawaran-tawaran dari calon calon kepala Daerah dalam mengkampanyekan dirinya. Inilah Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara dan Undang-undang dasar sebagai konstitusi tertinggi Republik ini.
“Harus di akui Pemilu langsung adalah pemilu yang mahal. Seorang kandidat calon anggota legislatif maupun calon Kepala Daerah harus merogoh dalam-dalam koceknya agar dirinya bisa di kenal, di suka dan akhirnya di pilih di Bilik TPS,” imbuhnya.
Li Claudia katakan sosialisasi yang masif dan efektif haruslah dilakukan oleh si Calon. Poster, Banner, Spanduk maupun billboard masih menjadi media sosialisasi dan di tambah platform Media sosial.
“Tarik menarik massa pendukung baik melalui tokoh masyarakat maupun tokoh organisasi masih dilakukan para kandidat. Perbedaan dukungan di masyarakat sedikit memanaskan lingkungan, namun inilah yang sangat patut kita Syukuri, dengan perbedaan suku, Agama, ras dan antar golongan tidak berlanjut menjadi konflik horisontal,” ungkapnya.
Walapun sebut Li Claudia, politik Indentitas dan politik sekatrian masih di pakai oleh beberapa politisi namun semakin hari masyarakat semakin cerdas dalam memilih pemimpinnya.
“Meriview dari pelaksanaan Pemilu legislatif, eksekutif dan Pilkada ada baiknya kita sama-sama mengkaji apa yang tertuang di dalam Pancasila sila ke 4, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,” tuturnya.
Perempuan yang akrab disapa Allin ini menambahkan kata permusyawaratan dan perwakilan merupakan ciri khas dari masyarakat kita. Kita terbiasa melakukan rembuk atau musyawarah dalam mengambil keputusan bukan Voting atau pengambilan keputusan berdasarkan suara mayoritas.
“Kita pernah mengalami masa Demokrasi perwakilan, ketika Kepala Negara dan Kepala Daerah di pilih di legislatif. Dan hari ini pun kita juga menjalankan Demokrasi secara langsung yang merupakan cara-cara yang di lakukan di Negara Barat,” kata Allin.
Allin mengakui demokarasi terbuka yang dilaksanakan hari ini begitu mahal, tahun 2024 ini tak terhitung uang yang keluar untuk melaksanakan Pemilu.
“Usulan Presiden Prabowo dalam sambutannya di HUT Golkar yang melemparkan wacana Pemilu di kembalikan ke Legislatif patut kita Apresiasi dan dapat di jadikan bahan kajian untuk perbaikan Demokrasi di Indonesia,” ucapnya.
“Ada pendapat pro dan kontra terkait wacana yang di lempar oleh Presiden, namun kita tak boleh serta merta menolak dan mengatakan Presiden anti Demokrasi,” jelas Allin.
Allin menyebutkan kenyataan di lapangan bagaimana masyarakat bisa terbelah karena perbedaan pilihan, belum lagi ada calon yang memaksakan kehendak dengan melempar isu-isu SARA, sangat di sayangkan kalau timbul konflik di masyarakat karena perbedaan pilihan.
“Nantinya rumusan yang tepat dan terbaik tentunya akan dapat membawa Negara ini ke arah yang lebih baik lagi. Semoga tahun 2025 nanti di Bawah Kepemimpinan Presiden Prabowo dan juga Kepala Daerah yang telah di pilih oleh masyarakat dapat merealisasikan Janji janji Kampanye bagi kesejahteraan Masyarakat,” tutupnya.
Laporan: iwanpose