Jakarta – Awal tahun 2025 menjadi tantangan berat bagi industri manufaktur di Jawa Barat. Sebanyak lima pabrik menghentikan operasionalnya, mengakibatkan sekitar 3.200 karyawan kehilangan pekerjaan. Perusahaan-perusahaan tersebut tersebar di tiga wilayah utama, yakni Bekasi, Cimahi, dan Garut.
“Betul, ada lima perusahaan yang tutup di wilayah Bekasi, Cimahi, dan Garut. Dua di antaranya tutup di tahun 2025 ini,” ujar Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, Firman, Senin (3/3/2025).
Adapun perusahaan yang tutup antara lain:
- PT Sanken Indonesia (Bekasi)
- PT Yamaha Music Product Asia (Bekasi)
- PT Tokai Kagu (Bekasi)
- PT Danbi Internasional (Garut)
- PT Bapintri (Cimahi)
Penutupan ini menambah daftar panjang perusahaan yang gulung tikar di sektor manufaktur Indonesia.
Dampak PHK dan Faktor Penyebab
Tidak hanya di awal tahun 2025, tren PHK di Jawa Barat juga sudah terjadi sejak tahun sebelumnya. Berdasarkan data Disnakertrans Jawa Barat, sepanjang tahun 2024 terdapat 6.453 pekerja terkena PHK di 16 kabupaten dan kota.
Beberapa wilayah dengan jumlah pekerja terdampak PHK tertinggi pada tahun 2024 antara lain:
- Kabupaten Bogor: 1.294 orang
- Kabupaten Bandung Barat: 991 orang
- Kota Bekasi: 846 orang
- Kabupaten Subang: 663 orang
- Kabupaten Purwakarta: 560 orang
- Kabupaten Bandung: 556 orang
Sementara itu, beberapa daerah seperti Kabupaten Cianjur, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sumedang melaporkan nol kasus PHK sepanjang tahun 2024.
Menurut Firman, beberapa faktor utama penyebab tutupnya pabrik-pabrik ini antara lain:
- Impor ilegal yang membanjiri pasar domestik, menggerus daya saing industri lokal.
- Krisis ekonomi global, menyebabkan penurunan permintaan ekspor.
- Dampak pandemi COVID-19, yang membuat perusahaan mengalami kerugian jangka panjang.
- Kebangkrutan dan pailit, seperti yang terjadi pada PT Danbi Internasional akibat tekanan dari salah satu vendornya.
Strategi Dedi Mulyadi dalam Mengatasi Pengangguran
Tingkat pengangguran di Jawa Barat pada tahun 2024 masih menjadi yang tertinggi di Indonesia. Pada November 2024, angka pengangguran mencapai 6,75%, sedikit menurun dibandingkan Februari 2024 yang mencapai 6,91%.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah provinsi tengah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satu program yang diusung adalah Jabar Digital Academy, yang bertujuan meningkatkan keterampilan digital masyarakat Jawa Barat.
“Program Jabar Digital Academy untuk membantu pengurangan pengangguran,” ujar pejabat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar.
Program ini dirancang dengan sistem Zero APBD, di mana pendanaan berasal dari CSR perusahaan multinasional. Pelatihan akan diberikan secara online dan offline, dengan biaya sekitar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta per orang.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan agar perusahaan di kawasan industri Bekasi dan Karawang dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Salah satu proyek yang tengah dikembangkan adalah Kawasan Industri Purwakarta seluas 14.000 hektare, yang diproyeksikan mampu menciptakan 150.000 lapangan kerja baru.
Dengan berbagai langkah strategis ini, pemerintah berharap dapat mengurangi angka pengangguran di Jawa Barat dan memastikan kesejahteraan pekerja yang terdampak PHK.