TintaOtentik.co – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan bahwa sepanjang kuartal pertama tahun 2025, total realisasi investasi di sektor hilirisasi berhasil mencapai angka signifikan sebesar Rp136,3 triliun. Jumlah ini mewakili 29,3 persen dari total investasi nasional, mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,14 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari keseluruhan angka tersebut, mayoritas investasi tercurah ke sektor mineral, yang mencatatkan nilai hingga Rp97,60 triliun. Komoditas nikel menjadi penyumbang tertinggi dalam kelompok ini dengan nilai Rp47,82 triliun, diikuti oleh tembaga sebesar Rp19,70 triliun, serta bauksit senilai Rp12,84 triliun. Data BKPM juga menunjukkan bahwa investasi turut mengalir ke komoditas mineral lain seperti besi baja, timah, pasir silika, emas, dan aspal buton.
Selain sektor mineral, aktivitas hilirisasi juga teridentifikasi dalam bidang perkebunan dan kehutanan, dengan nilai investasi yang tercatat mencapai Rp31,12 triliun.
Di sektor ini, kelapa sawit menduduki posisi dominan dengan capaian investasi Rp15,26 triliun. Kayu log menyusul dengan Rp11,79 triliun, serta karet dengan angka Rp3,08 triliun. Beberapa komoditas lain seperti pala, kelapa, kakao, dan biofuel turut memberikan kontribusi terhadap keseluruhan capaian sektor ini.
Sementara itu, sektor minyak dan gas bumi juga menunjukkan aktivitas investasi dengan nilai gabungan sebesar Rp6,55 triliun, yang terbagi menjadi Rp3,42 triliun untuk gas bumi dan Rp3,13 triliun untuk minyak bumi. Tidak ketinggalan, sektor perikanan dan kelautan pun mencatatkan realisasi investasi senilai Rp1,03 triliun. Dana tersebut tersebar pada komoditas seperti ikan tuna, udang, rumput laut, serta rajungan.
Dari sisi distribusi geografis, Sulawesi Tengah menjadi wilayah dengan penyerapan investasi hilirisasi terbesar, yaitu sebesar Rp29,73 triliun atau sekitar 21,8 persen dari total nasional. Di bawahnya, terdapat Maluku Utara dengan Rp18,95 triliun, Jawa Barat sebesar Rp13,44 triliun, Jawa Timur dengan Rp9,81 triliun, serta Banten yang menerima investasi senilai Rp8,25 triliun.
Jika ditinjau berdasarkan negara asal investor, Singapura menempati posisi teratas sebagai penyumbang investasi asing langsung (PMA) di sektor hilirisasi, dengan nilai sebesar USD2,2 miliar. Menariknya, hampir 80 persen dari total investasi asal Singapura ini difokuskan pada sektor mineral. Menyusul di posisi berikutnya adalah Hongkong dengan nilai USD1,5 miliar, China sebesar USD1 miliar, Amerika Serikat (AS) senilai USD0,6 miliar, dan Malaysia dengan USD0,4 miliar.
Secara khusus, Amerika Serikat—yang kini sedang menjajaki kesepakatan dagang dengan Indonesia—berada di peringkat keempat. Sebagian besar investasi AS dalam hilirisasi, tepatnya 98,5 persen, diarahkan ke sektor mineral.